Banyak orang yang ragu untuk memilih Fakultas MIPA. Yah gimana lagi, aku
dulu juga sempat ragu mau masuk Fakultas MIPA ini. Menurutku sih fakultas ini
kurang terkenal dibanding fakultas lain misal Fakultas Ekonomi atau Teknik. Kenapa
aku post di sini? Sebagai bukti bahwa walaupun jiwa ku sastra, tapi aku
tetep orang IPA dan aku bangga jadi orang IPA ! ☺
MIPA = Fakultas Miskin Prospek?
Ketika kita hendak memilih jurusan
di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, kita akan menemukan satu
fakultas yang berisi jurusan-jurusan atau departemen-departemen ilmu murni,
seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan juga Farmasi. Di beberapa
universitas, fakultas ini memiliki jurusan tambahan seperti Ilmu Komputer,
Statistik, dan Instrumentasi. Fakultas tersebut adalah Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).
Fakultas MIPA adalah fakultas yang
terfokus pada konsep keilmuan secara murni dan mendalam di bidang pada
masing-masing jurusan. Ini terlihat jelas dari kurikulum yang dimiliki oleh
tiap jurusan. Misalnya pada jurusan Kimia, fokus konsepdiperdalam dengan adanya
cabang-cabang seperti Kimia Analitik, Kimia Organik, Kimia Anorganik, dan
Biokimia yang setiap cabangnya terdiri lagi dari berbagai spesifikasi. Begitu
pula dengan jurusan yang lainnya.
Kefokusan paa ilmu dasar/murni yang
dipelajari, membuat masyarakat berpikir bahwa MIPA adalah fakultas yang miskin
dengan prospek dan prospek kerja. Sudah sangat berakar pola pikir dan anggapan
bahwa lulusan MIPA hanya memiliki dua pilihan, ilmuwan atau guru. Ini
disebabkan yang mereka pelajari hanyalah ilmu dasar dan kalaupun mereka bekerja
di dunia perindustrian, mereka hanyalah konseptor penghuni laboratorium.
Masalah penghasilan yang rendah pun turut menjadi bagian dari paradigma yang
berkembang.
Padahal bila kita mengkaji lebih
dalam lagi, kita akan menemukan fakta bahwa MIPA adalah ibu dari segala jurursan
berbau sains. MIPA dapat pula diibaratkan sebagai akar dari sebuah pohon masa
depan. Kalau kita sudah menjadi akar, bukankah kita akan punya banyak
kesempatan untuk menumbuhkan jutaan cabang dalam mengembangkannya? Apalagi, di
fakultas tersebut, para peserta didik akan diberikan penanaman pola pikir yang
tidak diberikan di fakultas lain. Pola pikir yang berbeda dan berorientasi pada
hal pasti akan menumbuhkan cabang-cabang yang kekar dan dinamis. Ketika sebuah
pohon memiliki akar yang kuat, mau jadi pohon raksasa pun tidak masalah. Ini
mengindikasikan bahwa visi menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
pilar kemajuan bangsa akan tercapai dengan mudah bila para insan yang menghuni
bangsa tersebut memiliki ilmu dasar yang kuat. Ini menunjukkan bahwa jurusan
MIPA pun memiliki prospek yang luas.
Para lulusan MIPA pun memiliki
banyak kesempatan untuk merangkul berbagai profesi. Industri perminyakan dan
pertambangan yang dianggap sebagai lapangan kerja penuh untuk teknik, ternyata
membutuhkan jasa ahli Kimia, Fisika, Biologi, dan Matematika dalam jumlah yang
relatif banyak. Perkembangan teknologi yang dinamis membuat dunia perindustrian
mencari berbagai cabang baru mengenai proses dan analisis metode produksi dari
gabungan tenaga MIPA maupun teknik.
Negara Indonesia yang merupakan
negara berkembang, membutuhkan pribadi-pribadi yang mandiri. Oleh karena itu,
alangkah baiknya bila orientasi para mahasiswa bukanlah bekerja, tapi
menciptakan lapangan kerja. Para lulusan MIPA yang memang memiliki bakat sebagai
konseptor, dapat membuat dan menciptakan inovasi baru untuk proyek-proyek
pembangunan di segala bidang/sektor, seperti sektor pangan, kesehatan,
teknologi komputer, dan konversi energi. Tentu saja ini akan menyerap banyak
tenaga kerja.
Kita pun dapat melihat salah satu
contoh sosok sukses hasil didikan Fakultas MIPA, yaitu Profesor Yohanes Surya.
Beliau berhasil membawa Indonesia menjadi juara dunia Olimpiade Fisika
Internasional tahun 2006. Kini, beliau merangkap banyak profesi sebagai
ilmuwan, motivator, dosen, penulis, dan pengembang industri.
MIPA memang hanya berorientasi pada
ilmu dasar secara mendalam, tetapi kreativitas dan pola pikir yang diterapkan
secara baik akan menjadikan insan-insan MIPA sebagai insan-insan produktif yang
tidak bergantung penuh kepada institusi/pemerintah dalam berkarya. Ini adalah
jalan terbaik untuk menciptakan propek yang baik pula bagi lulusan MIPA dan
tidak menutup kemungkinan bagi lulusan dari jurusan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar